Senin, 07 April 2014

PSIKOTERAPI




1.      Definisi dari Psikoterapi

Dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” dari bahasa yunani berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaannya”. Psikoterapi adalah  upaya intervensi oleh psikoterapi terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi tergantung  pada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien. Selain itu dapat didefinisikan bahwa psikoterapi adalah suatu proses jangka panjang berkenaan dengan rokonstruksi pribadi dan pengubahan besar dalam struktur kepribadian. Psikoterapi kerap terbatas dalam konsep yang mengacu pada orang-orang yang bermasalah patologi.

2.      Tujuan dari Psikoterapi

·         Klien menjadi lebih menyadari diri, bergerak kea rah kesadaran yang lebih penuh atas kehidupan batinnya, dan menjadi kurang melakukan penyangkalan dan pendistorsian.
·           Klien menerima tanggung jawab yang lebih besar atas siapa dirinya, menerima perasaan-perasaannya sendiri, menghindari tindakan menyalahkan lingkungan dan orang lain atas keadaan dirinya, dan menyadari bahwa sekarang dia bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
·         Klien lebih jadi berpegang pada kekuatan-kekuatan batin dan pribadinya sendiri, menghindari tindakan memainkan peran orang yang tidak berdaya, dan menerima kekuatan yang dimilikinya untuk mengubah kehidupannya sendiri.
·         Klien  memperjelas nilai-nilainya sendiri, mengambil perspektif yang lebih jelas atas masalah-masalah yang dihadapinya, dan menemukan dalam dirinya sendiri penyelesaian-penyelesaian bagi konflik-konflik yang dialaminya.
·         Klien menjadi lebih terintegrasi serta menghadapi, mengakui, menerima, dan menangani aspek-aspek dirinya yang terpecah dan diingkari, dan mengintegrasi semua perasaan dan pengalaman ke dalam keseluruhan hidupnya.
·         Klien belajar mengambil risiko yang akan membuka pintu-pintu ke arah cara-cara hidup yang baru serta menghargai kehidupan dengan ketidakpastiannya, yang diperlukan bagi pembangunan landasan untuk pertumbuhan.
·          Klien menjadi lebih mempercayai diri serta bersedia mendorong dirinya sendiri untuk melakukan apa yang dipilih untuk dilakukannya.
·         Klien menjadi lebih sadar atas alternative-alternatif yang mungkin serta bersedia memilih bagi dirinya sendiri dan menerima konsekuensi-konsekuensi dari pilihannya.

3.      Unsur- unsur Psikoterapi

Menurut Masseman ada delapan parameter pengaruh dasar yang mencakup unsure-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi.
a.       Peran sosial
b.      Hubungan (persekutuan terapeutik)
c.       Hak
d.      Retrospeksi
e.       Reduksi 
f.       Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat 
g.      Resosialisasi 
h.      Rekapitulasi

4.      Perbedaan Antara Psikoterapi dan Konseling

Konseling pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis.
 Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih  rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.

5.      Psikoterapi Melakukan Berbagai Pendekatan Terhadap Mental Illness

Menurut J.P. Chaplin adabeberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu: 
·         Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
·         Psychological
      Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.   
·         Sosiological
      Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
·         Philosophic
      Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

6.      Bentuk – bentuk Utama Dari Terapi

a.       Terapi psikoanalitik       : figur utama freud. Secara historis merupakan sistem psikoterapi pertama. Psikoanalisis adalah suatu teori kepribadian, sistem filsafat, dan metode psikoterapi. 
b.      Terapi eksistensial humanistic    : figur-figur utama= May, Maslow, Frankl, Jourard. “kekuatan ketiga” dalam psikologi ini dikembangkan sebagai reaksi melawan psikoanalisis dan behaviorisme yang dianggap tidak berlaku adil dalam mempelajari manusia. 
c.        Terapi client-centered   : pendiri= Carl Rogers. Semula adalah pendekatan nondirektif yang dikembangkan pada tahun 1940an sebagai reaksi melawan pendekatan psikoanalitik. Berlandaskan pada pandangan subjektif atas pengalaman manusia, terapi client-centered menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lebih besar kepada klien dalam menangani berbagai permasalahan. 
d.      Terapi gestalt     : pendiri= Fritz Perls. Sebagai besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.

SUMBER :
Chaplin, J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada 
Gunarsa, S.D (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta:Gunung Mulia. 
Mappiani, Andi .1996. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 
Mashudi, F. 2012. Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRCiSoD.
Maulany, R.F (1997).Bukuk Saku Psikiatri:Residen Bagian Psikiatri, UCLA Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

www.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id