1.
Definisi dari Psikoterapi
2.
Tujuan dari Psikoterapi
·
Klien menjadi lebih menyadari diri,
bergerak kea rah kesadaran yang lebih penuh atas kehidupan batinnya, dan
menjadi kurang melakukan penyangkalan dan pendistorsian.
·
Klien menerima tanggung jawab
yang lebih besar atas siapa dirinya, menerima perasaan-perasaannya sendiri,
menghindari tindakan menyalahkan lingkungan dan orang lain atas keadaan
dirinya, dan menyadari bahwa sekarang dia bertanggung jawab atas apa yang
dilakukannya.
·
Klien lebih jadi berpegang pada
kekuatan-kekuatan batin dan pribadinya sendiri, menghindari tindakan memainkan
peran orang yang tidak berdaya, dan menerima kekuatan yang dimilikinya untuk
mengubah kehidupannya sendiri.
·
Klien memperjelas nilai-nilainya sendiri, mengambil
perspektif yang lebih jelas atas masalah-masalah yang dihadapinya, dan
menemukan dalam dirinya sendiri penyelesaian-penyelesaian bagi konflik-konflik
yang dialaminya.
·
Klien menjadi lebih terintegrasi
serta menghadapi, mengakui, menerima, dan menangani aspek-aspek dirinya yang
terpecah dan diingkari, dan mengintegrasi semua perasaan dan pengalaman ke
dalam keseluruhan hidupnya.
·
Klien belajar mengambil risiko yang
akan membuka pintu-pintu ke arah cara-cara hidup yang baru serta menghargai
kehidupan dengan ketidakpastiannya, yang diperlukan bagi pembangunan landasan
untuk pertumbuhan.
·
Klien menjadi lebih mempercayai diri serta
bersedia mendorong dirinya sendiri untuk melakukan apa yang dipilih untuk
dilakukannya.
·
Klien menjadi lebih sadar atas
alternative-alternatif yang mungkin serta bersedia memilih bagi dirinya sendiri
dan menerima konsekuensi-konsekuensi dari pilihannya.
3.
Unsur- unsur Psikoterapi
Menurut Masseman ada delapan parameter pengaruh dasar yang
mencakup unsure-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi.
a. Peran sosial
b. Hubungan (persekutuan
terapeutik)
c. Hak
d. Retrospeksi
e.
Reduksi f. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
g. Resosialisasi
h. Rekapitulasi
4.
Perbedaan Antara Psikoterapi dan
Konseling
Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.
5.
Psikoterapi Melakukan Berbagai
Pendekatan Terhadap Mental Illness
Menurut J.P. Chaplin adabeberapa pendekatan psikoterapi terhadap
mental illness, yaitu:
· Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis
dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854)
pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah
penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
· Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
· Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
· Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
6.
Bentuk – bentuk Utama Dari Terapi
b. Terapi eksistensial humanistic : figur-figur utama= May, Maslow, Frankl, Jourard. “kekuatan ketiga” dalam psikologi ini dikembangkan sebagai reaksi melawan psikoanalisis dan behaviorisme yang dianggap tidak berlaku adil dalam mempelajari manusia.
c. Terapi client-centered : pendiri= Carl Rogers. Semula adalah pendekatan nondirektif yang dikembangkan pada tahun 1940an sebagai reaksi melawan pendekatan psikoanalitik. Berlandaskan pada pandangan subjektif atas pengalaman manusia, terapi client-centered menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lebih besar kepada klien dalam menangani berbagai permasalahan.
d. Terapi gestalt : pendiri= Fritz Perls. Sebagai besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
SUMBER :
Chaplin,
J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada Gunarsa, S.D (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta:Gunung Mulia.
Mappiani, Andi .1996. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mashudi, F. 2012. Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRCiSoD.
Maulany, R.F (1997).Bukuk Saku Psikiatri:Residen Bagian
Psikiatri, UCLA Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
www.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id