1. menjelaskan model pertukaran
sosial dan analisa transaksional
·
Pertukaran Sosial
pertukaran merupakan
pengembangan ilmu psikologi perilaku, antropologi dan menggunakan ilmu ekonomi
untuk menjelaskan interaksi manusia dalam hubungan ganjaran dan manfaat.
Pertukaran ekonomi berasal dari Adam Smith pada abad 18 dengan buku “The Wealth
of Nations” yang menjelaskan bahwa sumber daya nasional berasal dari fungsi
kekuatan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
Antropolog
Bronislaw Malinowski yang pertama membedakan antara pertukaran sosial dan
ekonomi. Formulasinya adalah motivasi perilaku sosial yang merupakan dasar dari
kebutuhan psikologi tidak hanya murni dari merupakan sosial merupakan “reduksi
psikologi terbatas”. Beberapa proposisinya antara lain:
- Tindakan akan lebih banyak apabila ada ganjaran (reward) dan lebih sedikit apabila tidak ada ganjaran (reward).
- Tindakan berdasarkan persepsi besarnya ganjaran (reward).
- Senang atau tidak hasil dari sesuatu yang tidak terduga bersumber dari ada tidaknya ganjaran yang diberikan.
·
Pengertian analisis transaksional
Kata transaksi selalu
mengacu pd proses pertukaran dlm suatu hubungan. Dlm komunikasi antar pribadi
juga dikenal transaksi à yg dipertukarkan adalah pesan-pesan, baik verbal
maupun non verbal.
Analisis transaksional
adalah suatu model analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya
menurut posisi psikologi yg berbeda (Eric Berne’s, Stuart Sundeen, 1995
·
Asumsi Dasar
Pendekatan analisis transaksional
berlandaskan suatu teori kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktural
dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap
tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu: orang tua, dewasa, anak. Sifat
kontraktual proses terapeutik analisis transaksional cenderung mempersamakan
kedudukan konselor dan klien. Adalah menjadi tanggung jawab klien untuk
menentukan apa yang akan diubahnya. Pada dasarnya, analisis transaksional
berasumsi bahwa manusia itu:
Manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya
(Manusia selalu berubah dan bebas untuk menentukan pilihanya). Ada tiga hal
yang membuat manusia selalu berubah, yaitu :
1.
Manusia (klien) adalah orang yang “telah cukup lama menderita”, karena itu
mereka ingin bahagia dan mereka berusaha melakukan perubahan.
2.
Adanya kebosanan, kejenuhan atau putus asa. Manusia tidak puas dengan
kehidupan yang monoton, kendatipun tidak menderita bahkan berkecukupan. Keadaan
yang monoton akan melahirkan perasaan jenuh atau bosan, karena itu individu
terdorong dan berupaya untuk melakukan perubahan.
3.
Manusia bisa berubah karena adanya penemuan tiba-tiba. Hal ini merupakan
hasil AT yang dapat diamati. Banyak orang yang pada mulanya tidak mau atau
tidak tahu dengan perubahan, tetapi dengan adanya informasi, cerita, atau
pengetahuan baru yang membuka cakrawala barunya, maka ia menjadi bersemangat
untuk menyelidiki terus dan berupaya melakukan perubahan.
4.
Manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemprograman awal (manusia dapat
berubah asalkan ia mau). Perubahan manusia itu adalah persoalan di sini dan sekarang
(here and now). Berbeda dengan psikoanalisis, yang cenderung
deterministik, di mana sesuatu yang terjadi pada manusia sekarang ditilik dari
masa lalunya. Bagi AT, manusia sekarang memiliki kehendak, karena itu perilaku
manusia sekarang adalah persoalan sekarang dan di sini. Kendatipun ada
hubungannya dengan masa lalu, tapi bukan seluruhnya perilaku hari ini
ditentukan oleh pengalaman masa lalunya.
1.Menjelaskan
Pertukaran Kesan dan Ketertarikan Interpersonal Dalam Memulai Hubungan
Pembentukan kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam
memulai hubungan. Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni
meliputi :
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak
untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa
ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan
dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) Informasi demografis.
b) Sikap dan pendapat (tentang orang atau objek).
c) Rencana yang akan datang.
d) Kepribadian.
e) Perilaku pada masa lalu.
f) Orang lain serta,
g) Hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi
selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada
empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a) Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang antara komunikan dan komunikator).
b) Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak
yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam
komunikasi tersebut).
c) Respon yang tepat (feedback atau umpan
balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi
sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d) Nada emosional yang tepat (keserasian suasana
emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
3. Hubungan Peran
Model
Peran
Menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan
peranannya.
Konflik
Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang
yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal
ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Karena konflik semacam
ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang
tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Adequancy
Peran dan Autentisitas dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang
diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik
secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi
(ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus
lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka
sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Hubungan interpersonal yaitu ketika berkomunikasi dengan
seseorang kita tidak hanya menyampaikan pesan nya saja melainkan menentukan
hubungan interpersonalnya
Semakin baik hubungan
interpersonal maka semakin terbuka hubungan interpersonalnya dan semakin baik
hubungan antara seseorang
1.
Menjelaskan Model
peran , Konflik , Adequency Serta Autensivitas Dalam Hubungan Peran
Pembentukan kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam memulai hubungan.
Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti
telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase
kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) Informasi
demografis.
b)
Sikap dan pendapat (tentang orang atau objek).
c) Rencana
yang akan datang.
d)
Kepribadian.
e) Perilaku
pada masa lalu.
f) Orang
lain serta,
g)
Hobi dan minat.
2. Peneguhan
Hubungan
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a)
Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator).
b)
Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan
menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c)
Respon yang tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai
komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu
memberikan feedback yang tepat).
d)
Nada emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang
berlangsung).
3. Hubungan Peran
Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung
sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah
yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila
setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
Konflik Interpersonal
adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda
status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Karena konflik semacam
ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang
tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Adequancy Peran dan Autentisitas dalam Hubungan
Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara
informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang
lain menyangkut peran-peran tersebut.
Model intraksional mode ini memandang sebagai suatu sistem.
Setiap sistem memiliki sifat intraksual, da medan. Semua sistem terdiri dari
sub sistem yg saling tergantung. 5
konflik yg dapat memutuskan suatu hubungan
1. kompetinsi dmana
pihak memisahkan hubungan dengan orang lain
2.dominasi dimana
salah satu pihak berusaha memperolehbdengan mengorbankan oranglain.
3. kegagalan dimana
masing masing berusaha menyalahkan orng lain
4.provokasi dimana
suatu pihak terus menerus berbuat sesuatu yg iaketahui menyinggung
5.perbedaan nilai
dimana mereka tidak sepakat dengan nilai-nilai yg mereka anut
4.menjelaskan intimasi dan pertumbuhan
Adanya daya tarik menyebabkan interaksi
sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim.
Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan orang lain tidak.
Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain.
Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan percintaan. Factor-factor yang menumbuhkan
hubungan interpersonal uang baik berhubungan dengan orang lain tanpa menilai
dan tanpa berusaha mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya
pada diri orang lain.Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan sikap
percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi.amat besar
pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
Teori-teori
tentang efek komunikasi yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan
pulahypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki
kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu
apa-apa. Teori peluru yang dikemukakan Wilbur Schramm pada tahun 1950-an ini
kemudian dicabut pada tahun 1970-an dan meminta kepada para pendukungnya yang
menganggap teori ini tidak ada. Sebab khalayak yang menjadi sasaran media ini
ternyata tidak pasif. Kemudian muncul teori model atau model efek terbatas,
Hovland mengatakan bahwa pesan komunikan efectif dalam menyebarkan informasi,
bukan dalam mengubah perilaku.
Penelitian
Cooper dan Jahoda pun menunjukan bahwa persepsi selektif dapat mengurangi
efektifitas sebuah pesan.Contoh : seorang gadis berjalan lenggak-lenggok
seperti pragawati dan banyak pria terpana padanya sampai-sampai tak berkedip,
itu merupakan pola S – R. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang
dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi (communication act).
Model S – R mengasumsikan bahwa perilaku individu karena kekuatan stimulus yang
dating dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki
5. Menjelaskan Itimasi dan Hubungan Pribadi
Secara harfiah intimasi dapat diartikan sebagai kedekatan
atau keakraban
dengan orang lain. Intimasi dalam pengertian yang lebih luas telah banyak
dikemukan oleh para ahli. Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi
sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan
kekeluargaan. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk
tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya
terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
dengan orang lain. Intimasi dalam pengertian yang lebih luas telah banyak
dikemukan oleh para ahli. Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi
sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan
kekeluargaan. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk
tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya
terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
Intimasi menurut Levinger & Snoek (Brernstein dkk, 1988)
merupakan
suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat
timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan
informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang
terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi
pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi
dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk
menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat
timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan
informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang
terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi
pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi
dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk
menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
B. CINTA DAN PERKAWINAN
1. Menjelaskan Cara Memilih Pasangan
Ketika pasangan
terdetik dibenak Anda dan pikiran Anda mulai ingin menyempurnakan separuh
agama, Anda harus berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam memilih wanita yang
akan menjadi pasangan hidup, tempat melimpahkan segala rahasia, menjadi
ibu rumah tangga, dan ibu bagi anak-anak Anda. Sebab memilih pasangan
hidup bukan perkara yang mudah, bahkan berbagai masalah pernikahan yang serius
sering kali bersumber dari ketergesa-gesahan dalam memilih pasangan hidup,
tanpa mengenali lebih dekat. Cukup banyak kaum muda yang tergesa-gesa dalam
menentukan pasangan semata-mata karena kecantikan atau kekayaannya. ini sungguh
perlu di berikan pengarahan.
Cara memilih pasangan yang baik
antara lain sebagai berikut :
1. Saling Jujur dan Setia
Memilih pasangan yang tidak suka berkata-kata bohong, selalu menepati janji dan menjaga amanah. Apabila berjanji selalu ditepati. Karena seseorang yang suka berbohong akan mempengaruhi hubungan keluarganya dan akan berimbas kepada anak turunnya. Maka dari itu kita harus senantiasa memperbaiki diri agar jujur dalam berbicara dan setia menaungi keluarga.
Memilih pasangan yang tidak suka berkata-kata bohong, selalu menepati janji dan menjaga amanah. Apabila berjanji selalu ditepati. Karena seseorang yang suka berbohong akan mempengaruhi hubungan keluarganya dan akan berimbas kepada anak turunnya. Maka dari itu kita harus senantiasa memperbaiki diri agar jujur dalam berbicara dan setia menaungi keluarga.
2. Dari Segi Penampilan
Dari segi penampilan seseorang bisa kita ketahui baik buruknya orang tersebut. Peribahasa jawa mengatakan : “Ajine Rogo Soko Busono” yang artinya Sifat atau perilaku seseorang bisa dilihat dari penamilannnya. Menarik bukan berarti yang cantik paras mukannya tetapi juga baik hatinya. dan yang bisa menyejukkan hati keluarganya. Dan kita juga harus menjaga penampilan kita saat sudah menikah agar dia selalu dekat dengan kita.
Dari segi penampilan seseorang bisa kita ketahui baik buruknya orang tersebut. Peribahasa jawa mengatakan : “Ajine Rogo Soko Busono” yang artinya Sifat atau perilaku seseorang bisa dilihat dari penamilannnya. Menarik bukan berarti yang cantik paras mukannya tetapi juga baik hatinya. dan yang bisa menyejukkan hati keluarganya. Dan kita juga harus menjaga penampilan kita saat sudah menikah agar dia selalu dekat dengan kita.
3. Taat Beribadah
Paling penting dalam memilih jodoh adalah mencari
agamanya yang baik. Seseorang yang agamanya baik selalu akan menghasilkan
perilaku yang baik juga.
hal ini yang menyangkut dengan masa depan
keluarga anda. Karena anak-anak akan banyak dibimbing oleh seorang Ibu. Jika
ibunya berperilaku baik maka keturunan atau anaknya akan sebagian besar
berperilaku seperti Ibunya. Carilah Wanita-wanita yang shalihah / pria
solehah yang dapat mendidik anak-anak menjadi manusia yang berakhlak mulia dan
mempengaruhi anda untuk beribadah lebih baik lagi.
4. Pandai / Pintar
Seseorang yang Cerdas dan Pintar
akan selalu memberikan suasana yang positif. Dan senantiasa akan menghasilkan
bibit-bibit yang berkualitas. Jangan mencari jodoh yang memiliki intelegensia
di bawah rata-rata.
Dalam hal ini tidak hanya pintar tentang suatu ilmu tertentu melainkan mengerti bagaimana mengatur kondisi ekonomi, pengeluaran rumah tangga dan mengatasi masalah -masalha yang ada di rumah tangga. Seseorang yang pintar akan mudah mendapat pekerjaan akan kemampuan yang dimilikinya, misalnya Lulusan Sarjana bisa mencari pekerjaan yang lebih mudah dan ringan dari pada yang hanya sederajat SMA.
Dalam hal ini tidak hanya pintar tentang suatu ilmu tertentu melainkan mengerti bagaimana mengatur kondisi ekonomi, pengeluaran rumah tangga dan mengatasi masalah -masalha yang ada di rumah tangga. Seseorang yang pintar akan mudah mendapat pekerjaan akan kemampuan yang dimilikinya, misalnya Lulusan Sarjana bisa mencari pekerjaan yang lebih mudah dan ringan dari pada yang hanya sederajat SMA.
5. Tidak Materialistis
Hati-hati dalam memilih pasangan
yang memandang seseorang dengan kekayaan, bukan kita mencintainya karena
kekayaannya tetapi kita bisa lebih memperhatikan akhlaknya. Bisa jadi
seandainnya harta kekayaan yang kita punya tiada maka otomatis kita akan
ditinggalkan begitu saja. Harus jeli dan teliti agar kehidupan keluarga bisa
tenang dan damai.
6. Tidak Mudah Emosi
Istri yang murah senyum, lemah
lembut, tidak suka marah dan tidak mudah stres menghadapi problema hidup adalah
istri yang baik. Sebelum kawin dan selama berpacaran anda wajib melakukan
pengamatan emosional, sikap dan perilaku. Jika pacar anda gampang sekali marah
meledak-ledak dan tidak bisa diubah sebaiknya tinggalkan saja. Hidup dimarahi
isteri terus-menerus akan membuat anda menderita. Istri yang baik adalah istr
yang bisa menghibur di kala suka dan duka dalam berbagai kondisi baik terhadap
suami maupun terhadap anak. Pilih juga yang mencintai keluarganya dan keluarga
kita masing-masing.
7. Sehat Jasmani Dan Rohani
Pilihlah yang dari segi fisik dan
mental / jasmani dan rohani yang sehat wal’afiat. Pilih yang sehat, cerah,
gesit, kuat, dan tidak mudah sakit. Dari segi kesuburan pun juga penting jika
anda ingin punya keturunan. Jika belum yakin maka sebaiknya anda melakukan
pemeriksaan kesehatan berdua saat pranikah. Perhatikan pula keluarganya apakah
ada yang punya riwayat penyakit yang dapat menurun dan bisa berakibat fatal.
Terkadang suatu penyakit dapat diturunkan ke anak dan atau cucu.
8. Dapat Dikontrol Dan Mengontrol
Di saat isteri melakukan tindakan
yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan, berbicaralah dengan baik tanpa
emosi bahwa sebaiknya si istri melakukan apa yang kita inginkan beserta
alasannya. Begitu juga sebaliknya, di mana kita dapat dikritik isteri pada
sikap dan perilaku kita secara kekeluargaan dan baik-baik. Untuk melakukan hal
ini diperlukan adanya kesamaan tingkatan atau derajat di mana suami dan isti
sama-sama dalam satu tim kepemimpinan yang solid. Bukan hanya suami saja yang
jadi pemimpin dan istri cuma manut-manut saja. Umumnya untuk dapat tipe cewek
semacam ini adalah yang umur sepantar dan sama-sama pintar.
9. Persetujuan Orang Tua, Keluarga, Teman Dan
Sebagainya
Hubungan suami isteri harus
didukung oleh orang-oang yang ada di sekitar kita mulai dari orang tua, mertua,
teman, kerabat, saudara, teman, tetangga, teman kantor, dan lain-lain.
Pernikahan yang emsional tanpa dukungan orang dekat dapat berdampak buruk bagi
hubungan di masa mendatang. Yang jelas jika belum mendapat persetujuan, anda
harus dapat berbicara dengan baik untuk membela argumentasi anda.
10. Menerima Apa Adanya
Menerima semua
apa yang telah di berikan oleh suami, sebagai seorang istri harus mentaati
semua perintah suami, selagi tidak bertentangan dengan agama. Istri harus
menerima berapapun Gaji yang di berikan oleh Suami, dan harus selalu
berterimakasih.
2. Menjelaskan Seluk Beluk Perkawinan
Adapun masalah dalam
perkawinan dimana dalam mencapai kebahagiaan perkawinan adalah
perceraian. Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang berkepanjangan
yang disimpan dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas toleransi pada
akhirnya menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan, sehingga keinginan
untuk bercerai begitu mudah.
Masalah diseputar perkawinan atau
kehidupan berkeluarga antara lain:
Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang tercukupi.
Perbedaan
watak.
Temperamen
dan perbedaan kepribadian yang sangat tajam antara suami dan istri.
Ketidakpuasan
dalam hubungan seks.
Kejenuhan
rutinitas.
Hubungan antara keluarga besar yang kurang baik.
Adanya istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain).
Masalah
harta warisan.
Menurunnya perhatian kedua belah pihak.
Domonasi dan
intervensi orang tua atau mertua.
Kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Dari salah satu masalah diatas yaitu kesalahpahaman yang menyebabkan
pasangan menjadi tersinggung, sehingga terkadang memicu adanya perceraian,
merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Karena
kesalahpahaman itulah yang terkadang pasangan enggan untuk membuka komunikasi
dengan pasangannya yang kemudian menimbulkan misskomunikasi. Tanpa mereka
sadari dengan keadaan seperti itu malah akan membuat mereka sulit dalam
menghadapi problem apapun. Komunikasi yang intern dan baik akan melahirkan
saling keterbukaan dan suasana keluarga yang nyaman.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik.
Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan
selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang.
Allah juga memerintahkan kepada suami-istri untuk selalu berbuat baik.
Suami dan istri sering beranggapan bahwa masalah yang timbul akan
selesai dengan sendirinya, asalkan bersabar dan menyediakan waktu yang panjang.
Namun kenyataannya masalah yang didiamkan bukan membaik, malah memburuk
seiring berjalannya waktu yang lama. Kejengkelan makin menumpuk dan
penyelesaian makin jauh di mata, kareana masalah menjadi seperti benang kusut
dan tidak tahu lagi harus memulainya dari mana. Tabungan cinta cenderung
menyusut seiring dengan berkecamuknya masalah dengan berkurangnya cinta dan
kasih sayang, berkurang pulalah semangat untuk menyelesaikan masalah. Pada
akhirnya ketidakpedulian menggantikan cinta dan makin menyesuaikan diri dalam
kehidupan yang tidak sehat ini. Dengan kata lain antara suami dan istri sudah
menemukan cara yang efektif untuk menyelesaikannya tapi tidak dilakukan
sehingga dapat menimbulkan perceraian.
Ada baiknya jika sebelum menikah terlebih dulu membuat
perjanjian pra nikah. Perjanjian ini tak hanya menyoal masalah keuangan, tetapi
juga msalah lain. Misal, komitmen masalah anak, tentang pengurusannya kelak,
juga tentang ijinnya apakah Anda kelak masih boleh bekerja setelah punya anak.
Semuanya harus jelas di awal, agar tidak menimbulkan masalah besar dalam rumah
tangga.
3. Menjelaskan Penyesuaian dan Pertumbuhan
Dalam Perkawinan
Penyesuaian pribadi adalah
penerimaan individu terhadap dirinya sendiri. Penyesuaian pribadi berhubungan
dengan konflik, tekanan dan keadaan dalam diri individu, baik keadaan fisik
maupun keadaan psikis. Penyesuaian pribadi yang baik atau buruk pada prinsipnya
dilandasi oleh sikap dan pandangan terhadap diri dan lingkungan. Individu yang
mengalami penyesuaian pribadi yang buruk, kehidupan kejiwaannya ditandai oleh
kegoncangan emosi atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, cemas, tidak
puas, kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebaliknya individu
yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan merasa aman, bahagia, memiliki
sikap dan pandangan positif.
Perkawinan
tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi
dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang
diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi
karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada
hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini,
tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada
dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup
perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak
pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang
bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan
ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga
kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
4. Menjelaskan Perceraian dan Perkawinan
Pernikahan bukanlah akhir kisah
indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru
banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi
keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk
menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka
tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya
kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena
kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil
keputusan.
Apa yang
akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor.
Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah
lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor
pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai
manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi
terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati
untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda
mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan
dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang
biasa. Itu adalah kodrat manusia.
Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya
tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai
menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita
lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam
pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu
kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin
sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu,
jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah
perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap
untuk masa depan yang lebih baik.
5. Menjelaskan Alternatif Selain Pernikahan
Perkembangan
jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum
bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang
kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap
hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi
tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam
memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang
bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak
pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Biasanya,
pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam
jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan kondisi ekonomi pun
menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika
belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa
senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus.
Mereka
bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain
itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih
melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang
sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur
hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang
tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya
berakhir dengan perceraian.
Lajang pun
lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan
dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas
untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya terlihat lebih
muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman yang berusia
sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika diundang ke pernikahan
kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha
untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang.
Hal ini
untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia
dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul? Sudah ada calon?
Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh
pelajang.
Seringkali, pelajang juga menjadi
sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang
seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua
menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.
Tidak dapat
dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki
pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran
yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka
belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka
untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang
adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati
hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah
menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan
melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah
pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu
jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu
bersama di hari tua. Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan
Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan
sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria.
Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong
perempuan Indonesia untuk hidup sendiri
Persepsi masyarakat
terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah.
Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan
penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita,
mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan,
tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling
sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya
dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan
burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta
ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan.
SUMBER:
http://www.mediawiki.org/wiki/Thread:Template_talk:Help_box/Analisis_Transactional http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar